Vivian's Story - Indonesian Original

Nama : Vivian (samaran) Umur : 18 tahun Kelamin : Perempuan

Dia memiliki seorang adik perempuan dan seorang adik laki-laki. Dia tinggal sekeluarga di apartemen ini.

Sekitar pukul 9.15 pagi hari sekeliling apartemen sudah dikerumuni ratusan orang massa yang terlihat seram sekali. Mereka berteriak-teriak seperti kesetanan, "Bantai Cina", "Mari makan Babi", "Ayo Pesta". Kami sekeluarga tinggal di lantai 7. Saat itu, kami ditelepon oleh keluarga yang tinggal di lantai 3 bahwa massa sudah naik ke lantai 2, dan bahkan ada penghuni yang dikejar-kejar sampai ke atas. Saat itu kami langsung takut, tapi dalam ketakutan itu, kami sekeluarga berdoa dan pasrah kepada Tuhan. Setelah itu, kami bersiap pergi meninggalkan kamar, dan kami terus naik melalui tangga ke lantai atas, karena ke bawah sudah tidak mungkin.

NOTICE: THIS PHOTO HAS BEEN PROVEN TO BE FAKE. This is supposedly not Vivian herself but another Chinese woman being raped during the May 13-15 riots in Indonesia which brought about the resignation of President Suharto on May 21. An estimated 1200 Chinese were killed and countless Chinese women were raped during these riots. In reality, this photo was taken from a porn web site.


Kami naik sampai lantai 15 dan di sana kami diam di kamar salah seorang kenalan kami. Tidak lama kemudian, kami kaget karena dari lift keluar sejumlah orang tepat saat kami akan masuk, lalu kami cepat-cepat masuk dan kemudian mengunci pintu. Saat itu kami mendengar pintu kamar lain diketuk dengan keras dan terdengar banyak teriakan dari ibu-ibu dan anak2 gadis. Sementara kami merasakan amat mencekam di dalam kamar, lalu sadar bahwa kamar kami nantinya akan mendapat giliran, maka kami langsung berpencar dan sembunyi di sudut2 kamar. Dari dalam kami mendengar sayup-sayup anak2 gadis sekitar umur 10 sampai 12 tahun yang berteriak, "mami....mami......", "mami.....sakit.....mami..........". Saat itu saya tidak tahu apa yang terjadi.

Setelah hampir setengah jam kami menunggu, keadaan mulai reda, dan suara mulai tidak terdengar, kami memberanikan diri untuk melihat. Dan setelah kami keluar, ternyata apa yang kami liat adalah ....tidak dapat disebutkan...... Kami melihat banyak orang bergelepakan di lantai, banyak anak-anak kecil dan anak2 gadis yang ikut bergelepakan... Ya Tuhan....apa yang terjadi...., adik saya perempuan (Veny) berteriak-teriak histeris melihat itu semua, dan dia langsung memeluk papa saya. Melihat itu sayapun menangis..... Akhirnya, kami bersama dengan kenalan kami, dia suami istri baru menikah turun lewat tangga. Sampai di lantai 10, terdengar ada beberapa teriakan minta tolong..Karena teriakan itu jelas terdengar, kami tergerak untuk masuk ke lantai itu..Tapi saat belok dari persimpangan, kami terkejut karena banyak sekali orang-orang. Dan saya sempat melihat dengan mata kepala sendiri ada seorang gadis yang umurnya sekitar 20 tahunan sedang diperkosa oleh 4 orang..dia berusaha berontak tapi dipegangi. Melihat itu kami langsung lari sekuat-kuatnya.... Tapi malang...Veny keburu ditangkap oleh orang2 itu. Dan saya sekeluarga berusaha menyelamatkan dia, tapi mereka kira2 ada sekitar 60 orang.

Akhirnya kami sekeluarga, papa, mama, saya, Veny dan Doni juga kedua suami istri Om Dodi dan tante Vera diikat oleh mereka dengan menggunakan sobekan seprei. Mereka membawa kami ke sebuah kamar. Om Dodi saat itu sudah menanyakan kepada mereka apa yang mereka mau, tapi mereka tidak menjawab, tampang mereka sangat jahat dan kejam. Salah seorang dari mereka menarik Veny dengan kasar, dan menyeretnya ke sofa, saat itu saya tahu, bahwa Veny dalam bahaya, saya berusaha berteriak sekeras-kerasnya, dan salah seorang dari mereka menampar saya, kemudian papa saya yang juga berteriak dipukul dengan balok sampai pingsan, mama saya sudah keburu pingsan sejak melihat Veny ditarik oleh mereka. Saat itu, saya hanya berdoa pada Tuhan, Tuhan jangan sampai malapetaka itu menimpa kami....

Om Dodi, yang saat itu terus membujuk mereka agar mau meninggalkan kami dengan imbalan uang tetap tidak berhasil. Dan.....akhirnya Veny diperkosa secara paksa oleh mereka. Saya yang tidak tahan melihat hal itu apalagi mendengar teriakan pilu Veny, langsung menangis dan menutup mata rapat2...Mereka yang memperkosa Veny kira2 ada 5 orang, dan setiap orang selalu memulainya dengan teriakan "Allahu akbar"....Mereka sadis....mereka kejam............tampang mereka sangat bringas..... Tidak berapa lama ada sekitar 9 orang lagi masuk ke kamar itu, dan menarik saya dan saya sempat melihat tante Vera juga ditarik secara paksa. Saat itu saya langsung pingsan.....dan tidak tahu apa yang terjadi....

Saya terbangun kembali kira2 sore hari sekitar jam 5/6 sore, kepala saya pusing dan saya baru sadar bahwa tubuh saya ternyata tidak mengenakan baju lagi, dan saat itu saya menangis, saya merasa amat kecewa, saya ingat bahwa anggota keluarga saya masih di situ,,, dan saya melihat dengan samar-samar papa memeluk mama saya dan Doni. Om Dodi saya lihat tergeletak di lantai, sedangkan tante Vera menangis di atas tubuhnya. Saya tidak kuat bangun...... Saya akhirnya lemas dan tertidur kembali.

Keesokan harinya saya telah ada di rumah sakit pluit. disamping saya ada mama dan papa. dengan masih merasa sakit di seluruh tubuh saya, saya bertanya, "ma...kenapa Vinny ma......?" Tapi saya merasakan sakit sekali sewaktu mengucapkan kata2 itu. Pipi saya rasanya bengkak. Mama saya langsung menangis dan tidak dapat berbicara. Sementara papa tersenyum sambil menahan tangisan. Setelah kurang lebih 4 hari saya dirawat, keadaan saya mulai pulih. Dan papa menceritakan kepada saya apa yang telah terjadi dengan pandangan yang pilu..... Saat saya pingsan itu, saya telah diperkosa oleh sekitar 7 orang, saat itu papa saya masih tidak bisa melihat dengan jelas, karena ia masih pusing akibat dipukul dengan balok.

Mereka memperkosa saya dengan membalik-balikkan tubuh saya dan membenturkannya ke tembok. Dan, setelah itu papa bilang...."Vin, Veny udah jalan......". Saat itu saya bingung dan tidak tahu mengapa saya langsung menangis, dan mungkin tangisan itu terdengar sampai keluar kamar... "Kenapa pa?????"", papa tidak menjawab....papa langsung menyuruh saya istirahat dan ia langsung keluar kamar. Saat itu saya menangis terus-terusan seakan hidup ini sudah tidak berarti lagi. Setelah semuanya itu berakhir dan seminggu yang lalu saya pulang dari rumah sakit ke rumah saudara saya, saya baru diceritakan apa yang terjadi. Ternyata, saat Veny diperkosa, Veny berusaha terus melawan, oleh sebab itu ia berkali-kali ditampar oleh orang2 biadab itu, dan terakhir kali Veny melawan, ia meludahi salah seorang dari mereka.

Merasa tidak senang, ia mengambil pisau (tidak tahu pisau apa) dan langsung melayangkan pisaunya itu ke perut Veny, dan secara biadab seperti binatang ia berkali-kali mengibaskan pisaunya ke perut Veny, sampai akhirnya Veny menghembuskan nafasnya yang terakhir dengan darah mengalir di sekujur tubuhnya. Saat mendengar itu, saya langsung shock, dan papa bercerita lagi bahwa Om Dodipun mengalami hal yang sama, yang akhirnya menghembuskan nafasnya yang terakhir di saksikan tante Vera yang juga menjadi korban perkosaan. Tuhan......mengapa ini semua mesti terjadi??? Saat ini tante Vera ditemani oleh kakaknya tinggal di rumah orang tuanya, dan menurut kabar dari kakaknya, sampai hari ini dia masih shock dan sering melamun sendiri, bahkan seringkali tidak mau diajak makan. Dan, mama saya juga pasrah. Saya dan mama sampai saat ini, hampir tiap jam menangisi kejadian tersebut, dan saya tidak bisa lupa akan kejadian hari itu. Bagaimanapun juga mereka adalah manusia biadab yang tidak berkeprimanusiaan.


Here are links:
Contact address - please send e-mail to the following address: Sloan@ishipress.com